Jamphe Jhonson Feat Kang Yana Mulyana - Little Wing (Jimi Hendrix)

Musik merupakan salah satu media untuk menumpahkan segala sesuatu yang ada dalam benak kita. Dan melalui musiklah, Jamphe Johnson menentang segala bentuk kemunafikan pola pikir dari orang-orang pintar yang hanya pandai bertengkar demi sebuah kekuasaan dan segala omong kosong yang mereka bualkan



Terbentuk pada 08 Agustus 2007 dengan nama The President dengan formasi personil Oyhe (Vokal), Abay (Gitar), Bulux (Bass), Taphey (Rythem) dan Mono (Drum). Seiring berjalannya waktu nama The President berganti menjadi JAMPHE JOHNSON, dikarenakan beberapa alasan.  Juga yang disayang di tengah perjalanan sang vokalis Oyhe harus terpaksa keluar karena alasan tertentu. Namun keluarnya sang vokalis tidak membuat Jamphe Johnson mundur dalam bermusik. Jamphe Johnson tetap konsisten pada Rock n Roll. Bagi kami kecocokan dalam sebuah band merupakan jodoh. Setelah beberapa waktu akhirnya Jamphe Johnson menemukan karakter vokal yang pas untuk mengisi kekosongan posisi vokalis. Dan akhirnya David, menjadi vokalis tetap bagi Jamphe Johnson setelah sebelumnya menjadi additional band ini. Dan kini Jamphe Johnson hadir dengan formasi personilDavid (Vokal)Abay (Gitar), Bulux (Bass), Taphey (Rythem) dan Mono (Drum).

Kalau yang belum tau penampilan mereka, simak yuk... Feat Jamphe Jhonson saat main bersama Kang Yana Mulyana - Little Wing (jimi Hendrix)


Style Rock N' Roll yang melekat pada band ini terlihat jelas dalam setiap aksi panggungnya. Pendewasaan musikal yang dilewati dari panggung ke panggung mampu membentuk sebuah citarasa yang berbeda. Begitu juga dengan bentuk karya mereka yang luas tanpa terlepas dari benang merah rock n roll itu sendiri. Yeeaah itulah Jamphe Johnson, kumpulan lima pemuda bengal taat beribadah yang masih setia mengibarkan bendera indie.

Banyak pesan sosial yang larut dalam tiap lirik Jamphe Johnson. Salah satunya adalah ketidakpuasan terhadap kondisi sekitar. Misalnya, segala carut marut sistem yang ada mereka torehkan dalam tiap-tiap bait “Garuda patah Hati”. Tidak hanya itu mereka mencoba mengeja peradaban bermusik saat ini dengan menghadirkan warna baru, lembaran cerita roman yang cengeng, dapat diolah menjadi sebuah karya yang lebih fresh, lebih berkarakter sekaligus nyentrik tanpa mengesampingkan etika bermusik itu sendiri.

Bagi Jamphe Johnson musik adalah bahasa universal yang terkadang secara verbal mempresentasikan segala keinginan, harapan, maupun hasrat. Berbagai macam warna musik mampu mereka rangkum sedemikian rupa hingga terasa makin enak terdengar.

Jika dinikmati permainan tempo lagu mereka tidak memberi kita kesempatan untuk merasa bosan, beat-beat ringan Mono disambut seksinya suara bass Bulux serta variasi melodi gitar eksotik antara Abay versus Taphey, mampu mengawinkan komposisi yang ngga rumit tapi enak didengar, dan beruntunglah mereka memiliki vokalis David yang enerjik dengan karakter vokal yang agresif mampu bergerilya menampilkan berbagai emosi. Singkat cerita, istilah “monoton” tidak ada dalam kamusnya Jamphe Johnson!



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »